Sabtu, 11 Februari 2012





  RIO MY FRIEND

I had friend
His name was rio
'twas at my first day at school
A day bright and sunny
When we met first
in the playground,
'mid noise and dust
He got in me a friend
And I in him a friend found.


We became the best of friends
Before much time did run
And passed all turns and bends
In our school life with elan.
If he scored big and I couldn't
He wished I could too
If got I good marks and he didn't
How I wished he too got so.
In the football ground
If I helped him score a goal
Danced I round and round
And then he managed to get me
In the school play, a good role.
At lunchtime we shared our tiffin
And exchanged books of ghosts and goblin.
Together we came, 'gether did we go
Even a'ter school did we hang around
Saw the same thing, heard the same sound.


And then happened the inevitable.
A shocking thing, a thing terrible!
rio's dad had an accident
And he breathed his last.
To his home I went
The room was full, many came
Shaking their heads and speaking words same
"rio's dad, a good man
Hardly a time to die
May rest his soul in heaven
And his bones in peace lie"
Soon they took him away
In a coffin brought in a hurry
The priest spoke, the ground was made hollow
And saw to it all
That he lay six feet below.


  rio came to school, one last time
He bade us goodbye, his mom
Was taking him far
To the ranch of his grandfather.
"Will you never come back?" asked I
He shook his head and hugged me
And said to me "goodbye"!
Then rio turned back
That his tears I can't see
But a friend's sorrow can a friend feel
And though misty eyes made vision lack
I could see enough still
That the width 'tween us grew, away went he.


Letters were a bridge
But they were few
And though I did fidge'
In my heart I knew
Distance was having indeed
It's dirty effect on us
Now alone I did tread
Where we spent times together
Laughed, cried and had a fight
Now he was far
And for some reason or other
'twas not possible we could meet.
Slowly, life made impossible
Even letters to write.
New friends came, and then
Life did not seem so unfit .


But then, we were destined to meet!


A fine night it was
I was waiting with bated breath
before a glittering theatre
with scribes, fans and cops armed to teeth.
Then I saw a car
And up went a roar
From the crowd. A huge car
pulled up before us.
And there was a ruckus.
"rio! rio edo!" cried out a belle.
Out came the man within,
"rio! Hey rio!" cried out I.
But how hard may I try
I knew I couldn't be seen.
He blew a kiss and to everyone waved
Then the one whom all craved
Vanished inside the hall
Heard he not my frenetic call
He had company; scribes and big stars
With whom he'll pass the hours.
My heart sank. I lost the only
chance. Now the gap 'tween us
was wide as ever. And most certainly
I could never meet him. I cursed myself profusely.
to have come here.
I came to meet rio my friend.
Not rio the superstar.
Another roar did the skies rend.
I looked at the crowd
they were as if chanting his name.
Suddenly, I felt proud
They all loved my friend, the rio same.
"Why be selfish?" I told myself
I should be proud and glad
That the rio I knew, the little lad
Had come this far. My rio dear!
I thanked God that I came here.
I came to meet rio and I met rio
Yet I felt happy that
'twas after all the same rio
Who once with me at school sat
And now the love of all who has won.





Kamis, 09 Februari 2012

"puisi buat papa dan mama"


 puisi buat papa dan mamaku
Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap
Apabila kita di kelilingi oleh orang yg menyanyangi kita
Berbicara tentang cinta ada beberapa orang yang tidak di ragukan lagi cintanya dan
Dan tidak akan melepaskan cintanya mereka yaitu keluarga
Terutama orang tua, keberhasilan dan perjungan yg kita capai hari ini tidak lepas
Dari cinta, kasih ayang serta dukungan, dan bimbingan dari  orang tua
Bahagiaku surga mereka
Deritaku pilu mereka
Aku berdiri mengenakan toga ini di jalan setapak
Pandangan ku tertuju di kejahuan sana dengan senyuman yg tak asing lgi di mataku
Dua orang yg sngat aku hargai, dua orang yg sngat aku hormati,
Aku cintai,aku sayangi
Ya  mereka papa dan mamaku
Dengan disertai senyuman aku aku berjalan menghampiri merka
Seiring dengan langkah terintas di benak ku
Atas apa  yg telah mereka lakukan terhadapku
Dan hidup ku selama ini

Bunda yg telah mengandung ku selama 9bulan
Bunda ygb sudah memperjuangakan hidup dan matinya
Sehingga aku bisa hadir di dunia ini
Bunda juga yg telah merawatku
Dengan kelembutan
Dan kasih sayang
Ayah yg telah mendidik ku
Ayah yg rela kerja banting tulang,
Ikhlas mengeluarkan keringat demi aku bisa hidup selama ini

Detik demi detik
Hari demi hari
Bahkan tahun demi tahun
Apakah yg dapat aku lskukan demi mereka
Sering  aku tutup kuping ndak mau dengar nasehat mereka
Sering banget aku bohong kepada mereka demi kepuasan ku
Sering aku ngelawan jika mereka marah karena kenakalan ku
Seringjuga aku banting pintu dihadapan mereka  jika tidak mengabulkan permintaan
Dan bahkan sering aku mengeluarak kata-kata kasar
Yg ndak pantas mereka dengardari bibirku
Dasar cerewet, kuno, kolot
Tapi apakah mereka dendam terhadapku
Tidak tidak sama sekali
Mereka dapat tulus memahamiku
Memaafkan kesalahan ku
Mereka tetap menyayangiku dalam hembusan nafas mereka
Bahkan mereka tetap menyebut nmaku dalam doa-doa
Sehingga aku menjadi seperti sekarang ini
Ya tuhan betapa durhakanya aku
Tak sadarkah aku bahwa mereka yg sangat berarti dalam hidupku

Langkah-langkahku terhenti dihadapan mereka
Dan ku pandai mereka inchi demi inchi
Badan yg dulu tegap kini mulai membungkuk
Rambut yg dulu hitam kini mulai memutih
Kutatatap mata mereka, kupeluk mereka
dan aku mulai meneteskan air mata bahgia
air mata bangga melihatku mengenakan toga ini
ku cium tangan  mereka
ku peluk mereka dan sambil berkata
papa mama yg aku berikan tidak akan cukup membalas semua
yg telah  papa dan mama berikan selama ini

Rabu, 08 Februari 2012

puisi tentang ibu
Saat pertama ku melihat dunia ini..
Ketika engkau melahirkan aku, ibu..
Ku menangis mengsyaratkan bahagiaku..
Melihat indahnya dunia ini..
Beribu do’a ku ucapkan untukmu..
Agar jiwa dan ragamu sehat selalu..
Tak ada kata yang bisa kungkapkan..
Untuk mengucapkan terimakasih ibu..

Tanpamu ku tak mungkin ada..
Tanpamu ku tak mungkin bisa berjalan..
Melewati juta’an kisah hidup ini..
Dengan ketegaran yang kau ajarkan..
Ya allah ya tuhanku..
Berikanlah beliau umur yang panjang..
Kesehatan tubuh yang tak terbatas..
Agar aku bisa berbakti kepadanya..
Ibu.. oh.. ibu..
Jasamu akan selalu ku ingat..
Sampai kapanpun akan selalu ku ingat..
Hingga ragaku tak bernyawa..

ibu..
kenapa aku menyebutmu ibu..
kenapa aku memanggilmu ibu..
kenapa aku selalu ingin menamakanmu ibu…
Ibu..
karena engkau telah memberi yang tak dapat di beri oleh siapapun..
engkau mengasihi tak sebanding dengan kasih apapun..
engkau juga memberi kehidupan, semangat serta cinta tak seperti cinta siapapun..

Ibu..
aku masih sering melupakanmu..
aku terlalu sering berdosa padamu..
aku bahkan terlalu sering mangampangkan hidupku tanpamu..
Nyatanya aku masih tak bisa hidup tanpamu..
Ibu..
masih banyak kesempatan yang terlewat..
aku masih terlalu egois untuk berani tak membutuhkanmu..
masih sering aku memikirkan yang lain tanpa memperdulikanmu..
dan bahagia itu sering kutinggalkan demi urusan tak pentingku..
Ibu..
Maafkan aku..
maafkan semua khilafku..
maafkan atas keegoisan ini..
tapi aku tau, tanpa memintapun engkau telah memberi..
Selamat Hari Ibu..
Ini harimu, semua manusia mengingatmu..
Engkau agung, Engkau harapanku..
Dan aku akan selalu menyayangimu..
Selamanya..
Karena Engkau kami ada, dan Untuk Ibu kami akan selalu ada :)